Di tengah kebiasaan baru yang mendorong minim kontak fisik, industri Human Resources (HR) beralih ke kamera smartphone. Presensi karyawan kini cukup dengan mengarahkan wajah ke layar, dan data kehadiran pun tercatat otomatis. Tren ini menjanjikan efisiensi, namun juga membuka ruang diskusi soal etika, privasi, serta dinamika hubungan kerja yang berubah.

Perburuan talenta di tahun 2025 sudah sangat berbeda. Dengan semakin ketatnya persaingan, tim rekrutmen HR harus beralih ke strategi yang lebih cerdas dan efisien. Kecerdasan Buatan (AI) dan otomasi menjadi kunci untuk memangkas waktu dan biaya, sekaligus menemukan kandidat yang paling sesuai.